Bayangkan
kalau tiba-tiba pagi ini di account M-Dinar Anda ada yang transfer dana
sebesar 86,400 Dinar (sekitar Rp 184 milyar) tetapi dengan syarat,
yaitu Anda harus habiskan dalam waktu 1 x 24 jam. Bila dana ini tidak
habis, maka berapapun sisanya akan ditarik kembali oleh yang
memberikannya. Apa yang Anda akan lakukan ?, Anda pasti mau bekerja
keras sekuat tenaga untuk menghabiskannya – karena setiap detik Anda
harus mampu membelanjakannya sebesar 1 Dinar !.
86,400
Dinar tersebut dan bahkan lebih sesungguhnya benar-benar diberikan
olehNya ke kita dalam bentuk waktu. Tetapi karena kita hanya bisa
menggunakannya sebagian kecil saja, maka setiap akhir hari – sekian
banyak waktu kita yang harus di write off – dan tidak lagi menjadi aset kita.
Untuk memudahkan kita menghargai waktu ini, bayangkan situasi berikut :
1) Seorang
anak yang tidak naik kelas dan harus mengulang setahun lagi, untuk
pertama kali dalam hidupnya mungkin dia bisa menghargai arti waktu satu
tahun ini.
2) Seorang
ibu yang melahirkan anak prematur lebih cepat 1 bulan dari yang
seharusnya, dia akan bisa memahami betapa pentingnya tambahan waktu satu
bulan bagi anak ini di dalam kandungannya.
3) Seorang wartawan majalah mingguan yang tidak bisa menyelesaikan tulisannya pada saat deadline tiba, dia akan bisa memahami betapa pentingnya waktu satu minggu bagi dia.
4) Seorang
yang lagi melakukan perjalanan jauh naik pesawat, pesawat mengalami
gangguan teknis dan penerbangan lanjutannya tertunda satu hari. Betapa
sengsaranya menunggu ‘delay’ satu hari ini, meskipun di tempat tujuan
dia juga tidak melakukan apa-apa.
5) Seorang
pencari kerja yang terjebak macet di jalan, ketika datang memenuhi
panggilan wawancara – dia satu jam datang terlambat dan kesempatannya
sudah diberikan ke orang lain. Betapa pentingnya arti waktu satu jam ini
bagi dia…
6) Di
pagi hari ketika mengejar kereta, Anda sampai di tempat pemberangkatan
kereta satu detik setelah kereta berangkat. Betapa pentingnya satu detik
ini bagi Anda.
7) Bagi
para pembalap MotoGP, waktu seper sekian detik sangat menentukan posisi
peringkat dia antara apakah menjadi juara dunia atau tidak menjadi
siapa-siapa.
Setiap
tahun kita seperti anak yang tidak naik kelas tersebut diatas, hanya
kita tidak menyadarinya saja. Setiap pekan kita seperti wartawan yang miss deadline, juga tidak menyadarinya. Setiap detik kita ketinggalan kereta, tetapi tetap juga tidak menyadarinya.
Setiap
detik kita kehilangan 1 Dinar dan setiap hari kehilangan 86,400 Dinar –
semuanya tidak kita sadari, dan itulah kehilangan waktu kita yang
setiap hari di write off oleh Sang Pemberi. Waktu-waktu itu pernah menjadi aset yang sangat berharga yang ada di balance sheet kita, tetapi kebanyakan harus di write off ketika tutup buku – hilang tanpa bekas karena memang tidak pernah kita manfaatkan.
Padahal di satu sisi liability kita tetap terus berjalan dalam bentuk salah satu pertanyaan yang harus bisa kita jawab ‘untuk apa waktumu engkau pergunakan…?’.
Meskipun
demikian masih banyak yang patut disyukuri oleh umat ini dalam bidang
apapun, termasuk dalam bidang pengelolaan aset waktu ini. Ada petunjuk
yang begitu jelas, seperti apa waktu itu harus kita kelola.
Petunjuk
itu disiapkan olehNya dalam satu surat khusus yang bahkan juga diberi
nama ‘Waktu’. Empat hal yang akan membuat kita tidak merugi bersamaan
dengan berlalunya waktu yaitu iman, amal shaleh, saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (QS 103 :3).
Kita ini ibarat para siswa yang akan menempuh ujian akhir. Kita sudah diberi tahu pertanyaan yang pasti akan muncul yaitu ‘untuk apa waktumu engkau pergunakan…?’.
Kita juga sudah diberi tahu jawabannya yang benar yang ada di surat
tersebut di atas. Maka yang perlu kita lakukan hanyalah melaksanakan
petunjuk yang sudah begitu jelas tersebut.
Agar kita tidak menjadi anak yang tidak naik kelas, agar tidak menjadi wartawan yang miss deadline, agar tidak menjadi penumpang yang ketinggalan kereta, agar tidak menjadi pembalap yang miss sepersekian detik. Agar asset kita yang begitu berharga, tidak harus di write off setiap hari. InsyaAllah !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar